Resolusi 2023 dan Kehidupan

“Ucik, resolusi tahun baru lu apa?”

“Kagak adaaaa, gua jalanin aja, beberapa goal sih ada tapi ya gua nyantai aja. Kan mau belajar biar semakin menikmati proses dan ga fokus ke tujuan, yang penting gua happy ngejalanin apa yang gua kerjakan. Kalau ntar gua ngotot fokus ke tujuan aja tanpa menikmati proses ya sama aja bo’ong. Terus buat apa belajar, kalau proses belajar itu ga dinikmati, kan kayak menghapal mata pelajaran tapi sekedar menghapal tapi tidak meresapi. Kalau kayak gitu ya ntar aja lupa dah hihihihi habis itu kalau sudah lupa kan ga happy lagi. Jadi santai aja Mamiiiing. Kan kayak dulu pernah gua baca dimana kaden,

~ Tidak peduli kamu mau berbuat baik atau buruk, pasti kamu akan menjadi pembicaraan orang lain. Nah, maka dari itu, berbuatlah apa yang membuatmu bahagia aka happy ~

Gua kayak gitu aja dah hihihihi berbuat hal-hal yang membuat gua seneng sebaik-baiknya. Gua kan udah ketularan kayak lu, kagak peduli orang mau bilang apa wkwkkwk”

“Benaaaarrr….gua setuju!”

Percakapan sama Maming mengawali tahun 2023 dan ternyata kami semakin ke sini semakin sama, saling menularin dan belajar hal-hal sederhana yang sejatinya memberikan kebahagiaan sejati. Bahkan saking recehnya hal-hal ini, orang-orang di sekitar kami memandang kami ini seperti orang gila. Namun dari pernyataan mereka itu diiringi juga tanda tanya besar mengapa kami bisa bahagia setiap saat. Mereka melihat seolah-olah hidup kami ini tidak ada masalah, hidup kami ini damai dan tanpa pertempuran ataupun badai yang datang.

Sebenarnya, sebagai manusia ya kami pasti akan menemukan tantangan yang kebanyakan orang menyebutnya masalah, sedangkan kami melihatnya sebagai tantangan yang memberikan pelajaran bagi kami. Jadi, mungkin karena kami melihatnya berbeda, maka reaksi kami pun biasanya santai aja sambil mencoba mencari jalan keluar yang memang dibutuhkan. Apakah pasti ketemu jalan terbaik? Terkadang iya, terkadang ya harus jatuh bangun beberapa kali sampai kami bisa mengatasinya. Setelah selesai, biasanya kami akan diskusi lagi dan melihat, kenapa bisa diselesaikan. Kalau penyelesaiannya ga bagus, dicari kenapanya. Kalau prosesnya lama, dicari kenapa lama. Kalau cepet pun biasanya kami ulas, kenapa ya kok kayaknya gampang cari solusi, biasanya sih ketemu… Oooooh, inget ga dulu kita ketemu hal yang nyaris sama Dul, makanya kerasa lebih gampang sekarang (kilas balik). Kalau sudah tantangannya bisa diselesaikan biasanya, kalau kami berbuat kesalahan dan hal-hal bego di proses pencarian solusi, kami akan mentertawakan betapa dudulnya kami. Jadi ya santai aja, mentertawakan kekonyolan diri sendiri itu mengasikkan, percaya deh…apalagi kalau ada teman wkwkkwkwk.

Ini namanya kehidupan, pasti ada pertempuran-pertempuran yang ada sebagai tantangan di hadapan kami. Tapi ya kami banyak belajar selama pandemi covid kemarin, bagaimana caranya memilah-milah dan memilih pertempuran mana yang berharga untuk dilakukan dan mana yang langsung diabaikan. Jadi tenaga kami tidak terbuang percuma dan tenaga yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat dan pelajaran yang di dapat. Seperti contoh, diputusin sama teman, iiiihh…kalau pertempuran ini jelas-jelas tidak termasuk pertempuran yang kami akan bersedia menghabiskan waktu. Kenapa? Karena alasan pertama adalah, keyakinan akan kalau hutang karma sudah selesai, ya pasti akan terlepas. Kedua, kami mengerti sekali dengan satu hal, bahwa kami bertanggungjawab akan reaksi kami untuk sebuah peristiwa, kalau reaksi orang mah di luar tanggung jawab dan kontrol kami. Ketiga, kami sudah nyaman dengan diri sendiri, kami percaya jika teman tersebut memang ditakdirkan tumbuh bersama dengan kami ya mereka bakalan ga aneh-aneh, mereka akan mengerti konsep menerima satu sama lain secara lengkap, baik dan buruk. Keempat, satu pintu tertutup maka pintu lain akan terbuka, kami yakin itu. Kelima, keenam, ketujuh…masih banyak alasan kenapa itu ga masuk ke agenda pertempuran yang bisa kami berikan porsi energi kami. Kalau ditulis semua bakalan panjang hihihihi

Apakah kami sudah ahli dalam hal-hal yang disebutkan di atas? Beuuuhhh jauh dari ahli, kami ini masih merangkak, meraba-raba, jatuh bangun dan ngos-ngos-an saat proses belajar dari kedua topik di atas. Namun yang membedakan mungkin niat kami yang kuat untuk belajar dan menikmati proses pembelajaran tersebut, termasuk menerima dengan lapang saat pusing dan heran kalau ada tantangan yang menurut kami tidak masuk akal. Tapi ya balik lagi, dibawa santai aja hehehehe, kan kalau masih ada peristiwa di setiap hari kami itu artinya kami masih sadar, masih bernafas dan masih diberikan kesempatan untuk belajar memperbaiki diri, ya karenanya kami bersyukur sangat. Seperti kata Coach Awie,

”Ikhlas, berserah, bersyukur. Tidak apa-apa mustahil yang penting masuk kantong”.

Lelah adalah bagian dari hidup, masih merasakan lelah berarti masih hidup, terus kalau lelah…ya istirahat lah! hihihihi

Haninge, 02/02/2023

About demaodyssey

A Balinese who is currently living in Stockholm, Sweden. I love to write almost about everything and it helps me to understand more about myself and life.I love traveling, where I can learn a lot about other cultures, I love reading where I can improve my languages skill and learn about others through their works, and photography is one of my passions where I learn to understand nature deeper. I am a dream catcher... and will always be! Thank you for stopping by and hope you enjoy to read my posts. Take care
This entry was posted in 2023, catatan perjalanan, Catatan prajurit kecil, cerita harian, Dema Menulis and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.