Percakapan Tentang Curang

“Mama, I thought a cheater never win”.

Putri kami menghampiri saya yang sedang duduk melipat cucian. Terlihat wajahnya yang memancarkan rasa kecewa dan tidak percaya bahwa kecurangan bisa menang. Seketika saya tinggalkan cucian kering yang menumpuk dan memeluknya, menggiringnya ke ruang tamu dimana kami biasanya saling berbagi dan bercerita.

“Orang yang curang bisa kok menang, Non! Bahkan berkali-kali sampai terkadang membuat kita yang tahu kecurangan tersebut merasa kesal dan kecewa, merasa tidak adil dan ingin rasanya menyerah dan ikut melakukan kecurangan. Mama tahu, saat ini kamu merasakan apa yang namanya kecewa dan tidak terima akan hal itu, tidak apa-apa merasa kecewa. Kita berhak kecewa karena kecewa itu adalah salah satu perasaan yang bisa datang seperti sedih, senang, marah dan yang lainnya. Kalau kamu mau menangis ya menangis saja, Mama di sini kok nemenin kamu”.

Gadis kecil ini memeluk saya erat dan menjatuhkan kepalanya di dada saya seperti yang biasanya dia lakukan jika kesal, kecewa, sedih bahkan marah. Terasa sekali berat nafasnya namun saya biarkan saja dia mengatasi rasa yang datang padanya. Beberapa saat kami hanya diam berpelukan hingga dia menatap saya yang artinya dia siap untuk mendengarkan.

”Kayak Mama bilang tadi, akan ada bahkan banyak orang curang yang nantinya kamu temui di perjalananmu. Mereka bahkan akan mengalahkanmu dan mencoba membuatmu menyerah bahkan menekan ketidakpercayaan dirimu, namun bertahanlah. Karena sepandai-pandainya mereka melakukan kecurangan, suatu saat mereka akan terjatuh dan orang-orang akan bereaksi dan mengetahuinya. Kamu tahu apa akibatnya?”

A menggeleng perlahan dengan matanya yang serius menatap saya dan mencoba mencerna dan mengerti serta percaya apa yang saya katakan.

”Jika sekali ketahuan, maka tidak akan ada lagi yang percaya pada orang tersebut. Selanjutnya, apapun yang dilakukannya, bahkan ketika orang tersebut berubah menjadi lurus dan tidak curang lagi, maka orang-orang tidak akan langsung percaya”.

”But, why? Even if she changed and never cheats anymore?”

“Yup! Walaupun dia sudah berubah dan menjadi orang yang jujur. Itu karena kepercayaan yang sudah dirusak. Non inget ga waktu Mama cerita kalau kejujuran itu adalah hal yang paling penting walaupun kadang kejujuran itu bisa menimbulkan rasa sakit? Karena kejujuran itu akan selalu menang, walaupun terkadang untuk menang, kejujuran itu harus diuji melalui berbagai godaan, cobaan dan bahkan jalanan terjal yang terlihat sulit untuk dilalui. Namun percayalah, kejujuran itu akan membuatmu tenang dan akan bisa membantumu untuk berdamai dengan diri sendiri.

Mama tahu dan pernah berada di situasimu saat ini. Kecewa, marah, sedih, kesal karena dikalahkan oleh kecurangan. Dulu Mama akan marah, namun syukurnya keadaan ekonomi yang sering mengingatkan Mama, bahwa jika Mama kehilangan kejujuran, maka Mama tidak akan memiliki apa-apa. Walaupun sakit, tertatih dan nyaris putus asa, Mama harus menerima dan mengakui kekalahan, namun bukan berarti Mama berhenti berjuang dan memperbaiki diri. Kamu percaya akan karma kan? Lepaskan saja, biarkan karma yang menghitung dan menyelesaikannya. Tugasmu sekarang adalah terus berbuat lurus dan jujur. Berat memang, tidak mudah karena kamu akan diingatkan berkali-kali akan kekalahan itu, namun percayalah, suatu saat kamu akan berterima kasih kepada dirimu sendiri karena sudah kuat dan menjaga kejujuranmu.

Mama bisa bercerita seperti ini karena Mama mengalami sendiri. Apakah Mama pernah berbuat curang? Tentu saja, Mama bukan malaikat. Menjadi orang yang curang pernah Mama lalukan, tidak satu dua kali namun berkali-kali. Terus, apakah mendapat akibatnya? Ya jelas, makanya Mama belajar untuk tidak mengulanginya lagi dan mengerti efeknya yang terkadang sangat lama berbekas di kehidupan kita. Curang bukan saja bisa menyakiti orang-orang di sekitar kita, namun yang terpenting adalah menyakiti diri sendiri. Berbuat curang itu sama saja membohongi diri sendiri dan jika kita sudah membohongi diri sendiri itulah kita sedang melakukan kesalahan terbesar dalam hidup kita. Mama masih belajar untuk selalu memperbaiki diri, mengingatkan diri agar tidak berbuat curang, selalu jujur walaupun seperti yang Mama bilang, kita akan dihadapkan oleh banyak godaan untuk menghindari kejujuran tersebut. Bisa dibilang, kita akan diberikan keyakinan bahwa berbohong itu lebih gampang daripada berbuat atau berkata jujur.

Tidak ada ruginya menjadi orang jujur, yang nantinya kita dapat palingan harus menghadapi rasa sakit, kecewa, sedih yang seperti kamu rasakan sekarang. Tapi ya ga pa pa, kan itu artinya kita belajar mengerti setiap perasaan itu dan mencoba mencari jalan dan berlatih biar ga lama-lama rasa itu ada di dada. Jadi kayak Mama bilang berkali-kali, setiap kejadian pasti akan ada yang kita pelajari. Tidak ada ko yang sia-sia, itu juga kalau kita mau belajar. Menang kalah dalam kehidupan itu wajar, tapi yang terpenting itu apakah kita jujur pada diri sendiri. Kamu masih ingat lagu Whitney Houston yang sering kita nyanyiin bareng?

… If I fail, if I succeed. At least I’ll live as I believe. No matter what they take from me. They can’t take away my dignity…

(Greatest Love of All, Whitney Houston)

Jadi, masih ingat Mama dan Papa bilang apa? Kami tidak melihat hasilnya, namun seberapa besar usaha yang kamu berikan. Kami lebih bangga jika kamu kalah namun kamu berusaha 100% bahkan lebih, daripada kamu menang namun kamu curang. Usaha tidak akan menghianati hasil pada akhirnya, maka teruslah berikan fokus terbaikmu pada usaha dan kerja kerasmu dan bukan hasil yang kamu capai. Jika sudah terbiasa berusaha memberikan versi terbaikmu, maka hasil akan mengikuti walaupun terkadang hasilnya bukan yang seperti kamu inginkan, namun percayalah, apapun yang kamu dapatkan adalah hasil yang pantas kamu dapatkan. Jika belum maksimal, maka itu artinya kita harus terus memantaskan diri”.

”It’s like when you won The Postkoslotteriet!”

Seruan putri kami dengan senyum sudah menghiasi wajahnya dan saya bisa melihat binar matanya sudah kembali. Mata yang menatap saya dan menandakan bahwa dia mengerti dan perasaan kecewa yang tadi menghampiri sudah berhasil dia ajak berdamai.

“Betuuuul, makanya yuk sama-sama memantaskan diri. Mama, Kamu dan Papa, jangan lelah untuk memantaskan diri Non. Kalau kita terjatuh, ya bangun. Bersihkan debu atau kotoran yang nempel di badan saat jatuh, terus habis itu ya jalan lagi. Kalau masih lelah dan kaget karena terjatuh ya berhenti sebentar. Ingat kan, kalau ga bisa lari ya jalan, kalau ga bisa jalan ya merangkak, kalau ga bisa merangkak ya melata, intinya selama kamu bergerak maju selambat apapun itu ya lanjutkan. Remember, we are a team, a never give up team!”

*Percakapan suatu saat di tahun 2022, ketika A pulang dari sekolah.*

Haninge, 01 Januari 2023.

About demaodyssey

A Balinese who is currently living in Stockholm, Sweden. I love to write almost about everything and it helps me to understand more about myself and life.I love traveling, where I can learn a lot about other cultures, I love reading where I can improve my languages skill and learn about others through their works, and photography is one of my passions where I learn to understand nature deeper. I am a dream catcher... and will always be! Thank you for stopping by and hope you enjoy to read my posts. Take care
This entry was posted in 2023 and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.